![]() |
Soekarno ( 6 Juni 1901 - 21 Juni 1970 ) |
Untuk penerbitan otobiografi sendiri, Soekarno mengatakan : “Sebuah otobiografi tak berbeda dengan pembedahan mental. Sangat sakit. Melepas plester pembalut luka-luka dari ingatan seseorang dan membuka luka-luka itu, banyak diantaranya yang mulai sembuh terasa perih.”
Pada 4 Juni 1927 Soekarno mendirikan dan memimpin Partai Nasional Indonesia. Ia mendirikan partai itu bersama beberapa pelajar yang baru pulang dari studi di Belanda. Pada 1920an kaum intelektual itu lebih suka membiarkan kepalanya terbuka, karena hal itu dianggap modern.
Soekarno lalu menganjurkan pemakaian peci di dalam partainya. Ia mengantisipasi konflik yang bisa timbul antara golongan tradisonal yang memegang adat memakai tutup kepala dan para terpelajar yang enggan memakainya.
Ia ingin partainya tetap kompak, tidak ada konflik karena tidak menghormati adat. Ia juga ingin menghormati para pejuang kemerdekaan. “Kita memerlukan simbol dari kepribadian Indonesia. Peci ciri khas bangsa Melayu. Mari kita angkat kepala tinggi-tinggi dan memakai peci sebagai lambang Indonesia merdeka!” katanya.
Sejak itu semua pria selalu memakai peci pada pertemuan partai. Peci yang semula hanya dikenakan golongan muslim, pada 1920an mulai menjadi ciri khas kaum nasionalis.
Bahkan para pelajar Indonesia yang sedang studi di Belanda ikut tren mengenakan peci. Mereka menggunting topi hitamnya agar berbentuk peci karena di Eropa sulit mendapatkannya.
Soekarno memakai jas dan peci untuk menunjukkan kesetaraan bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda. Melalui peci Soekarno juga ingin menyatukan berbagai golongan. Sampai kini peci menjadi simbol nasional.
Di dalam rapat partai sambil mengenakan pecinya ia lantang mengatakan: “Janganlah kita melupakan tujuan kita. Para pemimpin berasal dari rakyat, bukan berada di atas rakyat!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar